Salah satu permasalahan yang mungkin sering ditemui oleh masyarakat ketika sedang menggunakan aplikasi PeduliLindungi adalah sertifikat vaksin yang tidak keluar. Padahal, sertifikat vaksin tersebut sangat dibutuhkan agar masyarakat bisa menggunakan aplikasi Peduli Lindungi ketika ingin memasuki suatu tempat atau menggunakan moda transportasi.
“Memang permasalahan ini banyak sekali ditemukan. Pertama, permasalahannya juga di hulu. Artinya masyarakat langsung komplain terhadap tidak adanya sertifikat di PeduliLindungi,” ujar Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji, dalam Konferensi Pers Virtual Integrasi Fitur QR Code PeduliLindungi.
Untuk kasus seperti itu, pengguna disarankan untuk mengecek terlebih dahulu di dalam website. Jadi jangan langsung ke aplikasi PeduliLindungi, karena harus diklaim dulu berdasarkan informasi seperti vaksin, baru kemudian nomor telepon, dan lain sebagainya.
Baca Juga : Peluang Usaha Agen Software
“Karena disadari memang pada saat menginput di tempat vaksin, ada beberapa data yang tidak cocok. Seperti NIK, nama, dan lain sebagainya. Jadi buat masyarakat, jangan langsung email ke sertifikat@pedulilindungi.id tetapi lakukan klaim dulu di dalam website PeduliLindungi. Dengan mengisi nama, NIK, tanggal vaksin, jenis vaksin. Berikutnya baru masuk ke PeduliLindungi,” saran Setiaji.
Masyarakat juga banyak yang mengalami kendala mengenai respon dari email yang cukup lama. “Kenapa jawaban terhadap email di sertifikat Peduli Lindungi ini cukup lama, beberapa minggu yang lalu memang tim kami untuk menangani ini sangat terbatas,” kata Setiaji.
“Tetapi saat ini sudah ditambah timnya, bahkan sudah hampir 200 orang yang menghandle email tersebut, sehingga antrian untuk bisa menjawab komplain-komplain menjadi lebih cepat. Dan mudah-mudahan dalam kurun waktu paling lama seminggu, ini bisa diatasi dengan menambah kapasitas tadi,” jelas Setiaji.
Baca Juga : Cara Mudah Tes Kemurnian Emas 600K
Selain itu, Setiaji juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengusahakan untuk melakukan metode lainnya. Salah satu metode yang kita lakukan ke depan adalah menggunakan model chat bot.
"Sehingga ini sangat mengurangi terhadap beban yang ada di email tersebut karena kurang lebih 25-30 ribu email yang masuk ke sistem kami,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar